Tadarusan, lafal ini sering kita dengar dan kita ungkapkan dalam percakapan sehari-hari. Ungkapan ini identik dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam. Untuk mengetahui makna dan hikmahnya, baiklah kita coba mengungkapnya.
Arti Tadarus
Tadarus bentuk kata kerjanya adalah tadaarosa berasal dari kata kerja darasa. Lafal ini memiliki banyak arti di antaranya: Menghilangkan, menghapus, melatih, dawam membaca dan mempelajari, Imam Ibnu Katsir, beliau mengartikan tadarus dengan arti menghafalkan lafal-lafalnya (tadrusuuna: tahfazhuuna alfaazhohu).
Lafal tadarus apabila dinisbahkan kepada lafal kitab atau qur’an, seperti tadarus al kitab atau tadarus al Quran, maknanya adalah dawam (tetap) membaca dan mempelajarinya. Seperti diungkap-kan dalam ayat ini.
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالتَّبَوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya (QS. Ali Imran: 79).
Dan juga dalam sebuah hadits
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اللهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ -أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِى -رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُوْلُ اللَّهِ ص حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu Abbas ia berkata: “Adalah Rasulullah Saw orang paling dermawan, dan adalah lebih dermawan dalam bulan Ramadhan tatkala Jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada setiap malam dari bulan Ramadlan, lalu ia mentadarusinya al-Qur’an. Maka sungguh Rasulullah Saw lebih dermawan dengan kebaikan daripada angin yang berhembus”. (HR. Al-Bukhari).
Kegiatan Tadarusan Al-Qur’an
Tadarus al-Qur’an merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh sebagian umat Islam yang sudah berlangsung dari sejak zaman Rasulullah saw dan para sahabatnya sampai sekarang, dan akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Hal ini karena dorongan dari keimanan kepada al-Qur’an, bahwa qur’an itu benar firman Allah yang Maha Bijaksana serta yakin isinya merupakan petunjuk kepada jalan yang lurus, jalan keselamatan dunia dan akhirat. Dengan demikian kecintaan dan rasa tanggung jawab memeliharanya tidak akan padam. Lagi pula tadarus ini merupakan amal yang wajib dilakukan dan dalam pelaksanaannya harus disertai niat karena Allah dan berharap pahala dari padanya.
Kegiatan tadarus akan lebih meningkat dilakukan oleh umat Islam, baik perorangan maupun berjama’ah manakala memasuki bulan Ramadlan dalam rangka mengisi dan memanfaatkan bulan agung penuh berkah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw bersama malaikat Jibril.
Hikmah Tadarus al-Qur’an
1. Meningkatkan pemahaman Umat terhadap isi al-Qur’an, dengan demikian akan meningkat pula kualitas amal umat serta terbebas dari ikatan taklid buta.
2. Bertambah dekatnya hati kepada Allah, sedangkan dekatnya hati kepada Allah yang Maha Kuasa melahirkan sakinatul Qolbi (ketentraman hati), dan sakinatul Qolbi adalah keinginan setiap orang.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram. (QS. Ar Ra’du: 28).
3. Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat tadzkirah (peringatan) tandzir dan takhwif (ancaman dan mempertakutkan), dengan selalu mempelajari al-Qur’an akan terwujudnya layyinul qolbi (jinak hati), tidak qosyawah (keras), tunduk patuh kepada aturan khaliq. Dan dengan layyin qolbi pula dalam muamalah dengan sesama manusia terjalin persaudaraan dan mudah.
Sebagai mana Dalam Al Qur’an Allah berfirman tentang mencari penyelesaian apabila terdapat per-tentangan.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلْفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran : 103)
Dan hikmah lainnya, seperti keterangan ulama berikut ini :
Dengan tadarus al-Qur’an memperbaharui dalam arti menyegarkan dan menambah keyakinan atas janji akan bertambahnya ginan nafsi (kaya hati), dan kaya itu sebagai sebab kedermawanan. Sedangkan kedermawanan dalam syar’I adalah memberikan apa yang patut kepada orang yang sepatutnya, dan ini lebih mencakup daripada shodaqoh. Begitu menurut keterangan sebagian ulama.
Keterangan lainnya: Hikmah tadarus al-Qur’an adalah terdapatnya dorongan kepada al Akhlaqul karimah, karena al Qur’an isinya mendorong kepada hal itu. Dengan demikian akan terus ter-dorong diri seseorang yang bertadarus untuk selalu berakhlak mulia. Dan masih banyak hikmah lainnya.
Penulis : Farid Adam
matursuwun ustad farid
nuhun